Bulutangkis pertemukan kita
Perkenalkan namaku Devi riski maulida umurku 13 tahun, aku
bersekolah di salah satu sekolah di Pekalongan. Aku tinggal bersama kedua orang
tuaku di gubuk kecil di Pekalongan. Keluargaku
sangat sederhana tetapi kebersamaan di keluargaku sangat terjaga, inilah yang
membuatku bahagia, menurutku uang bukanlah segalanya walaupun segalanya butuh
uang. Itulah sekilas tentang keluargaku.
Di sekolah aku mempunyai sahabat bernama aulia dan bela, mereka
sahabatku dari kecil, mereka juga tinggal tidak jauh dari rumahku. Tapi, bela
pindah ke salatiga karena masalah pekerjaan orang tuanya. Sore ini, sepulang
sekolah aku ada janji dengan dia untuk berangkat ke tempat latihan bulutangkis
di pekalongan. Saya memang punya cita-cita menjadi pemain bulutangkis, aku bertekad bisa membawa Indonesia menjadi macan asia
bahkan dunia. Jam menunjukan tepat pukul
14.30 itu artinya saatnya pulang sekolah, aku
langsung pulang ke rumah untuk mengambil peralatan latihanku nanti.
setelah sampai di rumah aku langsung ganti baju dan langsung mengambil air
wudhu untuk melaksanakan sholat terlebih dahulu. Setelah sholat aku berpamitan
dengan kedua orang tuaku untuk pergi latihan. Aku langsung menuju tempat yang
sudah kami janjikan tadi, yaitu di pertigaan jalan. Tapi, aulia belum datang
juga, setelah aku menunggu dia pun datang.
“maaf dev baru datang, udah lama
menunggu” kata aulia
“ gak kok, udah ayo buruan kita
berangkat ke tempat latihan, pasti kita sudah ditunggu coach” sahutku
Setelah kami menempuh perjalanan
sejauh 2 kilometer, akhirnya kami sampai di tempat latihan. Kami langsung
memakai sepatu dan melakukan pemanasan sebelum mengikuti latihan. Tim tempat
aku latihan ini memang lagi giat berlatih untuk mengikuti ajang POPDA tingkat
provinsi di semarang bulan depan. Pelatih sedang menyeleksi dua pemain untuk
mewakili tim ke ajang POPDA tersebut. Sore ini aku berlatih dengan semangat
berharap aku yang akan dipilih untuk mewakili tim kami. Latihan selesai saat
jam menunjukan pukul 17.00, saatnya pelatih mengevaluasi latihan tadi.
“kalian semua sangat baik dalam
bermain, tapi hanya dua orang yang akan saya kirimkan, dan saya sudah mempunyai
dua nama tersebut” kata pelatih
“terus siapa dua nama tersebut
coach?” Tanya kami
“Evan dan devi yang akan mewakili
tim kita” tambah pelatih
Hatiku tak menyangka atas
keputusan coach, tapi rasa bangga pun menyelimuti perasaanku karena bias
mewakili tim ini ke POPDA bulan depan.
Aku dan aulia langsung bergegas pulang untuk membertihau kabar gembira ini
kepada ayah dan ibu ku.
“ayah, ibu, aku terpilih untuk
mengikuti POPDA bulan depan di semarang” ucapku
“selamat ya nak, ini hasil
latihan mu selama ini, jangan berpuas diri apalagi sombong” tambah ibu
“iya bu, aku akan tetap teun
berlatih”
“apakah aulia juga akan mengikuti
ajang itu?” Tanya ayah
“tidak yah, dia tidak terpilih
yah” Jawabku
“kasihan sekali dia nak, hibur
dia nak, dia pasti sangat terpukul karena ini” tambah ayah
“iya yah, besok coba aku hibur
dia yah” jawabku
Keesokan harinya, aku mencari dia
di kelas gak ada, di kantin pun tidak ada.
Berdasarkan info dari teman satu kelasnya, aulia tidak masuk sekolah
hari ini karena sakit. Mendengar hal itu. Pulang sekolah aku langsung ke rumah
aulia.
“ assalamualaikum “ terdengar suara pintu terbuka
“waalaikumsalam, oh devi, silahkan
masu dev”
“ya, makasih” ucapku “aulianya ada ?” tambahku
“aulianya sakit nak, itu dikamar”
, lalu aku dizinkan untuk menjenguk aulia di kamarnya
“Lia, kamu sakit apa?” Tanya ku
“badan saya panas dev dari
kemarin, eh selamat ya atas terplihnya kamu, maaf baru ngucapin” kata aulia
“iya makasih, kamu juga harus
tetep semangat berlatih ya” ucapku “saya pamit pulang dulu ya ada latihan nih,
cepat sembuh ya” ucapku
“iya makasih”
Akupun lansgung menuju tempat
latihan, aku tambah semangat latihan dan tidak lupa do’a ku panjatkan pada yang
maha kuasa.
Setelah giat berlatih dan berdoa,
akhirnya ajang yang di nanti-nanti pun tiba. Aku pun berpamitan sama orang
tuaku, untuk meminta restu dan kepada aulia sahabatku.
Setelah menempuh perjalanan cukup
jauh, tiba lah aku di GOR semarang, ramai sekali dan antusias banget
penontonya, aku semakin semangat.
Pertandingan demi pertandingan
aku jalani, dan sampai lah juga di partai final. Dan aku kaget, ternyata yang aku hadapi
adalah bela, sahabat kecilku.
Pertandingan kali ini sangat sulit karena bela jua jago bermain
bulutangkis, tapi dengan tekadku yang kuat, akhirnya aku bias memenangkan
sekaligus menjadi juara di POPDA tahun ini.
“selamat ya dev, kamu memang
hebat” sahut bela.
“makasih bel, kamu juga hebat”
jawabku
“suatu saat aku akan mengalahkan
mu dev” kata bela
“iya, aku juga siap menghadapimu.
Gak ku sangka kita di pertemukan oleh pertandingan bulutangkis ya bel” ucapku
“iya dev, aku juga gak nyangka”
jawab bela
Sembari beristirahat mereka
saling bercengkrama, untuk menghilangkan rasa kangen di antara kedua sahabat
itu. Setelah penerimaan piala dan hadiah, devi pulang ke rumah dengan membawa
sejuta kebahagian. Keesokan harinya di sekolah, devi menjadi bintang idola dan
buah bibir di sekolahnya.
Sumber : Pikiran sendiri